SDT

SELAMAT DATANG!!! Jiwa muda dalam pembangunan Mandah kedepan...

- Sepatah kate dari Penulis-

Anak raje mendayong sampan;

Sampan didayong kenegri jiran;

Mari bersame bersambot tangan;

Demi kemajuan Mande kedepan.


Ke negri jiran membeli kain;

Kain di pakai buat pergi menjale;

Dengan dukungan tuan dan puan;

Kirenye Mande makin berjaye.


Balek menjale membawe ikan;

Ikan di dibakar disimpang empat;

Kirenye sudi puan dan tuan;

Memberikan masokan dan juge nasihat.


Ikan dimasak menggunekan lade;

Lade ditumbok bercampur gule;

Demikianlah sepatah kate dari hambe;

Dengan berharap mande semakin jaye.

Minggu, 27 Desember 2009

Pangkah Gasing

Gasing merupakan permainan teradisional yang telah diwariskan secara turun-temurun oleh nenek-moyang kita. Hal ini merupakan budaya yang harus dilestarikan kedepan. Permainan gasing selalu di identikan dengan kebudayaan melayu riau sehingga “Lagu” yang menyangkut permainan ini telah beredar dan sering kita dengarkan di Rtv (stasiun televisi milik pemerintah riau). Asal-usul permainan gasing tidak banyak dapat kita ketahui yang jelas menurut penulis, permainan ini tidak hanya di mainkan oleh rakyat biasa melainkan sering juga dimainkan oleh raja-raja besar pada zaman dahulunya yang mana permainan ini bertujuan untuk mempererat tali silaturahmi antara masyarakat satu dengan masyarakat lainnya, raja dengan bawahannya, serta dipakai juga untuk mempererat jaringan persaudaraan antara kerajaan yang satu dengan kerajaan lainnya selain itu juga ada yang berpendapat bahwa permainan gasing berasal dari permainan “laga telur” yang dimainkan oleh kanak-kanak yang menurutnya kanak-kanak pada masa itu asik memusingkan dan melagakan telur dan jadilah ide mengukir kayu dalam bentuk telur dan dipasangkan pangsi. Sedangkan menurut pemain gasing veteran (www.scribd.com), ini bermula dengan penciptaan alat memburu binatang yang berbentuk leper dan bulat dan apabila di lemparkan alat tersebut berpusing cepat dan melayang sebelum mengenai binatang buruan. Dari sinilah mereka menguji kecakapan seseorang mencampakannya dan mengenai sasaran.
Di Kecamatan Mandah permainan ini telah sulit sekali kita lihat ini tidak terlepas dari pengaruh luar yang begitu kuat sehingga membuat generasi sekarang ini melupakannya. Sebenarnya pengaruh yang datang dari luar memberikan dampak positive dan juga negative bagi generasi penerus. Dampak positive yang dihasilkan yakni generasi kita mampu mengikuti perkembangan zaman tetapi dengan adanya pengaruh dari luar tersebut masyarakat melayu mandah “harus” meninggalkan warisan budaya yang telah mendarah daging pada diri mereka.
Kita semua mengetahui bahwa sebuah bangsa yang maju adalah bangsa yang selalu terbuka dengan adanya hal-hal yang baru yang menurut mereka merupakan sebuah pandangan modern untuk menantang kehidupan kedepan. Tetapi, selaku generasi penerus yang tidak mau akan budayanya hilang dan di klaim oleh pihak lain, kita sebaiknya melakukan beberapa langkah yakni: Menyaring semua kebudayaan yang masuk apakah sesuai dengan kebudayaan kita atau tidak. Selain itu, selalu diadakan turnamen pangkah gasing yang mungkin diselenggarakan setiap tahunnya, dan lain sebagainya. Selanjutnya, kalau perlu kita data semua permainan rakyat serta kita bukukan semua permainan rakyat yang ada dan kita pajangkan di dalam perpustakaan rakyat.
Tujuan dari penulis untuk mempublikasikan ini tidak lain untuk memberikan motivasi kepada pembaca semua (khususnya warga mandah) untuk melestarikan kebudayaan kita jangan sampai hilang agar generasi mendatang mengetahui betapa besarnya kebudayaan mereka tersebut.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar