Ada satu cerita yang tidak pernah penulis lupakan menyangkut cerita sewaktu kecil yang di alami oleh ayahnda yang mengisahkan perjalanan hidupnya. Penulis sering terharu mendengarnya tatkala pada masa beliau menempuh pendidikan banyak sekali cobaan yang dialami. Beliau pernah berujar bahwa dulu sepatu untuk sekolah saja digunakan hanya sekali dalam satu tahun yakni untuk memperingati hari kemerdekaan, setelah hari H berakhir sepatu tersebut langsung disimpan untuk menyambut “tujuh belasan” berikutnya, sedangkan kalau kita bandingkan dengan sekarang hal semacam masih jarang ditemui.
Kita harap maklum bahwa dulu dengan sekarang itu sangat jauh perbedaannya dan kita sangat memahami bahwa di zaman sekarang ini orang lebih mudah untuk mendapatkan sesuatu yang di inginkan. Tetapi sebaiknya kita mempunyai pola pikir yang dimulai dari zaman dulu, sekarang dan nanti. Bukankah sejarah mempunyai peran yang besar didalam perubahan suatu Negara.
Sengaja penulis menampilkan sepenggal cerita diatas yang tidak lain bertujuan untuk memberikan motivasi pada teman-teman semuannya bahwa di zaman sekarang ini semuannya serba mudah mulai dari komunikasi, infrastruktur, dan lain sebagainya sudah tersedia dengan rapihnya sehingga bagai mana peran kita dalam memanfaatkan hal tersebut. Ada yang berpikir “perubahan zaman diperuntukan bagi orang-orang yang “mampu” sedangkan kami yang tidak mampu hanya bisa menyaksikan dan bukan ikut masuk didalam lingkarannya”, pemikiran semacam itu merupakan benar adanya tetapi mari kita bersama – sama pikirkan kenapa perubahan yang mengacu ke hal yang negative selalu di terima oleh masyarakat kita sedangkan untuk kearah tersebut juga menggunakan “uang” (contoh : minuman keras yang sudah mendarah daging di kalangan masyarakat) dan kenapa perubahan yang memberikan dampak positif sering terabaikan? Sedangkan kita tahu bahwa perubahan kearah Positif dan Negatif mempunyai peran yang sama yakni sebagai “KEBUTUHAN MASYARAKAT”. Mudah-mudahan pola pikir begini yang harus di hilangkan.
SDT
SELAMAT DATANG!!! Jiwa muda dalam pembangunan Mandah kedepan...
- Sepatah kate dari Penulis-
Anak raje mendayong sampan;
Sampan didayong kenegri jiran;
Mari bersame bersambot tangan;
Demi kemajuan Mande kedepan.
Ke negri jiran membeli kain;
Kain di pakai buat pergi menjale;
Dengan dukungan tuan dan puan;
Kirenye Mande makin berjaye.
Balek menjale membawe ikan;
Ikan di dibakar disimpang empat;
Kirenye sudi puan dan tuan;
Memberikan masokan dan juge nasihat.
Ikan dimasak menggunekan lade;
Lade ditumbok bercampur gule;
Demikianlah sepatah kate dari hambe;
Dengan berharap mande semakin jaye.
luar biasa bg boy ...
BalasHapus