SDT

SELAMAT DATANG!!! Jiwa muda dalam pembangunan Mandah kedepan...

- Sepatah kate dari Penulis-

Anak raje mendayong sampan;

Sampan didayong kenegri jiran;

Mari bersame bersambot tangan;

Demi kemajuan Mande kedepan.


Ke negri jiran membeli kain;

Kain di pakai buat pergi menjale;

Dengan dukungan tuan dan puan;

Kirenye Mande makin berjaye.


Balek menjale membawe ikan;

Ikan di dibakar disimpang empat;

Kirenye sudi puan dan tuan;

Memberikan masokan dan juge nasihat.


Ikan dimasak menggunekan lade;

Lade ditumbok bercampur gule;

Demikianlah sepatah kate dari hambe;

Dengan berharap mande semakin jaye.

Jumat, 18 Maret 2016

TOKOH INSPIRASI RIAU 'H. M. AKIL, BA"



Delapan tahun yang lalu tepatnya pertengahan tahun 2008 ketika Saya sedang menempuh Pendidikan di Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN) Jatinangor (Jawa Barat), saya diminta oleh Alm Ayah (H. Abd Malik) untuk bertemu dengan Seorang Tokoh Masyarakat Riau H. M AKIL, BA di jakarta yang juga mempunyai tali persaudaraan dengan Bapak saya di Daerah Menteng Jakarta Pusat. Waktu itu umur saya masih muda sehingga untuk menemui orang “besar” saya merasa ragu apalagi mendengarkan nama besar beliau dari mulut kemulut membuat langkah saya sedikit tertahan maklum anak desa mau menghadap pasti ada sedikit perasaan sungkan. Pendek cerita, tibalah pada masa yang tepat dan akhirnya saya memberanikan diri untuk menghadap dengan mengantongi Surat Izin dari Kampus Saya pun berangkat dengan menaiki Bus jurusan Jatinangor – UKI waktu itu saya belum begitu paham Kota Jakarta apakah Bus yang saya tumpangi memang betul arahnya kesana apa tidak. Tibalah berhenti di depan UKI saya pun turun langsung mencari mobil Taxi menujun ke arah menteng. Di perjalanan ke arah menteng, mobil taxi yang saya tumpagi mogok di jalan berhubung saya mau cepat, saya pun memutuskan untuk menaiki sebuah bajaj yang sedang melintas di jalan. Beberapa saat kemudian, sampailah saya di kawasan elit menteng dan menemui sebuah rumah besar yang bangunanya sedikit tua tapi tegap dengan dikelilingi bunga-bunga yang bermekaran disitulah rumah Kediaman H. M Akil. Saya di sambut oleh seorang pria dengan rambut sudah putih menatap saya dari depan rumah dengan tersenyum lebar sambil berujar “kenapa menggunakan bajaj, dengan sedikit lelah saya ceritakan kronologis yang terjadi kepada beliau. Beliaupun terangguk-angguk kecil tanda memahami, Taulah saya jika yang menyambut saya itu adalah H.M akil beliau berbicara pelan tetapi ramah, saya pun disuruh untuk masuk sembari mengantarkan ke kamar yang berada di pojok belakang.
Hari sudah magrib, adzan berkumandang beliau datang melihat saya di kamar sembari membawakan sajadah dengan nada kecil keluar dari suaranya “boy, solat lagi ini sajadah”. Ya pak busu (panggilan saya ke beliau) ini saya mau solat. Selesai solat datang seorang pembantu rumah tangga menggedor Pintu Kamar memaggil “Pak boy, ditunggu bapak (H.M Akil) di meja makan, saya pun bergegas menghampiri beliau untuk makan bersama tetapi apa yang terjadi, beliau tidak makan melainkan memakan ole-ole yang saya bawa dari Bandung, dalam hati saya terpana melihat beliau begitu menghargai pemberian seseorang walaupun yang dibawa Cuma ole-ole yang tidak seberapa harganya.
Makan malam pun usai, saya diajak duduk di Ruang Tamu sambil melihat berita terkini di Televisi sesekali beliau menanyakan Keadaan Pendidikan hingga berbicara pergerakkan mahasiswa dan juga bicara politik. Kalau saya perhatikan obrolan kami, begitu banyak dan besar perhatian beliau dicurahkan untuk negeri terlebih-lebih terhadap perkembangan Riau terkini. Didunia politik beliau memang “Kuning” sejati terlihat begitu semangat membicarakan Partai tersebut kepada saya, saya akui saya memang suka berbicara masalah politik dengan siapapun terlebih-lebih orang-orang yang betul paham dan telah lama mengabdikan diri di dunia politik (padahal saya seorang birokrat yang sebenarnya tetap menjaga netralitas). Begitu banyak pembicaraan kami malam itu tibalah malam menunjukan pukul 22.00 WIB beliau pamit untuk tidur, sebelum beliau kekamar beliau memberikan sebuah buku setebal 175 halaman menyuruh saya untuk membaca dan sayapun menyabut dengan semangat maklum saya hobi baca buka apalagi ketika membaca judul buku yang diberikan mengenai Konflik Timur tengah makin semangatlah saya ingin membacanya.
Hampir subuh buku tersebut habis saya baca, dan saya pun tertidur hingga tersadar bangun pagi pukul 08.00 wib saya cuci muka lalu kedepan melihat beliau lagi olah raga ringan di depan rumah sembari menyindir kecil “baru bangun boy?” dengan nada malu saya bilang “ya pak busu habis tadi malam baca buku yang pak busu beri”, “terus dah sampai dimana bacanya?” Saya bilang “sudah habis pak busu” dengan sedikit mengerutkan kening beliau berujar “habis!!, cepat bacanya? Semoga kedepan kamu bisa jadi orang besar, amin” mendengar itu sayapun mengamini. Haripun beranjak siang ketika habis mandi saya duduk santai dibelakang kebetulan ada taman. Sesaki menghisap rokok, datang lagi pegawai rumah tersebut menghampiri saya beliau berujar “pak boy, ditunggu Bapak” saya pun bergegas kedepan ketika sampai di depan saya melihat beliau lagi duduk dengan salah satu pembesar negeri ini dan beliau mempersilahkan saya duduk sembari memperkenalkan saya kehadapat pembesar tersebut. Sebenarnya dalam hati saya berpikir kapasitas saya duduk disini apa ya? Tetapi baru saya sadari begitulah beliau memposisikan orang dengan tidak melihat siapa anda dan dari mana anda, tapi saya pribadi berpikir inilah proses pembelajaran yang di ajarkan oleh beliau terbukti dengan cara beliau tidak sedikit banyak yang berhasil berkat “tangan beliau”, satu kata luar biasa.
Izin Luar saya pun berakhir dan saya pamit, begitu banyak pelajaran yang saya dapati dari beliau terutama dari segi menghargai terhadap orang lain dilanjutkan dengan tidak ada membeda-bedakan serta beliau merupakan “golkar sejati” dan patut diberikan penghargaan.
Kini beliau telah berpulang  ke rumah ALLAH SWT, semoga beliau diterima disisinya, amin. Jujur saya akui, beliau merupakan guru saya sekaligus orang tua dan juga yang mengkaderkan saya hingga seperti sekarang ini. Patut diketahui beliau juga merupakan Ketua Badan Pekerja Pemekaran Kabupaten Inhil Utara dan itu merupakan sedikit sumbangsih yang diberikan dan banyak lagi pemikiran-pemikiran yang beliau berikan untuk Riau khususnya Kabupaten Indragiri Hilir, selamat jalan pak busu (H. M. Akil, BA) insya allah perjuang umtuk Kampung Halaman akan tetap diteruskan.

Rabu, 16 Oktober 2013

BELAJAR DARI PETUALANGAN DETEKTIF SHERLOCK HOLMES

Pernah baca Buku Petualanga Detektif Sherlock Holmes? Atau menonton serial Film Sherlock Holmes? Jawabanya pasti ada yg pernah menonton serta membaca buku yang terkait dengan cerita fiksi sang Detekti tersebut. Sebenarnya Sherlock Holmes merupakan Kumpulan cerita pendek tentang detektif fiksi Sherlock Holmes dalam dunia penyelidikan yang terbit secara berseri antara tahun 1903 hingga 1904 karangan Arthur Conan Doyle. Saya pribadi sungguh sangat tertarik dengan Petualangan yang disajikan didalam cerita-cerita pendek tersebut, sehingga beberapa buah buku yang yang dijual di Toko Buku di Tembilahan habis saya beli dengan harapan bisa menikmati sajian cerita Petualangan-petualangan detektiv yang sangat mengagumkan tersebut.

Sedikit mengenai cerita Petualangan Sherlock Holmes yang Saya tangkap adalah Sherlock Holmes merupakan Konsultan Detektif pertama di dunia yang tinggal dirumah sewaan Baker Street no. 221B bersama sahabat karib bernama Watson yang selalu menemani serta menjadikan buku Petualangan Sherlock Holmes sebagai Sudut pandang yang disajikan oleh Watson sendiri. Selanjutnya ada hal yang menarik bagi saya tentang seorang yang bernama Sherlock Holmes yaitu ketika beliau mengungkapkan sebuah kasus, beliau selalu mempercayai Watson (sahabat karibnya) dan pernah berujar “sungguh lain rasanya kalau didampingi oleh seseorang yang bisa kupercaya” serta beliau selalu memperhatikan hal-hal yang paling kecil mulai dari Pakaian seseorang, sepatu seseorang, gaya bicara, langkah kaki seseorang, suara nafas seseorang, gaya berpakaian seseorang, serta hal-hal kecil lain yang tidak luput dari perhatiannya yang mana nantinya bisa dijadikan sebagai bahan untuk mengungkapkan kasus tersebut (saya pribadi merasa mungkin inilah detektif handal yang dimiliki oleh dunia). Nah, inilah yang membuat saya tertarik untuk terus membaca dan mencari tau apa gerangan akhir dari petualangan pemecahan kasus yang Endingnya selalu tidak saya ketahui dari awal dan jujur saya sangat salut dengan Sir Arthur Conan Doyle sang Penulis dikarenakan pandai merangkai kata serta membuat sebuah kasus pada tulisannya seakan-akan hidup serta menguras otak bagi yang membacanya dan tidak saya pungkiri jika Beliaulah “Penulis sekaligus Pemikir” yang tidak bisa dianggap remeh serta menjadi inspirasi bagi Penulis lainnya untuk menghasilkan sebuah Karya yang benar-benar “Top Markotop”.

Terlepas dari cerita Sang Detektif Sherlock Holmes selalu sukses mengungkapkan kasus yang ditanganinya serta selalu peka terhadap hal-hal yang kecil sekalipun, itu bisa menjadikan kita sebuah pelajaran yang berharga didalam hidup dalam bermasyarakat. Bagaimana cara Sherlock Holmes memperhatikan seseorang juga bisa kita tiru didalam kehidupan sehari-hari, adakalanya kita menilai seseorang tersebut mulai dari yang terkecil salah satunya adalah tutur-bahasa yang sangat sensitive dan mudah kita nilai kualitas diri seseorang tersebut, sebagai contoh sekarang ini banyak orang yang berbicara didepan manis adanya tetapi dibelakang menghantam dengan tombak yang sangat tajam, Bagi seseorang yang menjiwai Petualangan yang disajikan oleh tokoh “detektif fiksi” tersebut pasti paham dan mengira ending dari cerita yang disajikan sudah dapat diterka dan dipahami. Adakalanya kita bisa menilai dari gerak-gerik yang diciptakan seseorang, dan lain sebagainya.

Selanjutnya tidak terlepas dari cerita di atas adalah arti Kepercayaan seseorang patut dijaga sebagaimana kepercayaan Sherlock Holmes kepada Watson sahabat karibnya ini. Kepercayaan seseorang merupakan modal awal untuk melangkah ke kehidupan yang lebih baik. Bayangkan seseorang jika mempercayai orang lain, ia rela mengorbankan harta, jabatan serta hal-hal yang tidak bisa dinilai untuk diberikan semata-mata kepada seseorang yang sangat dipercayainya. Ini merupakan bekal hidup yang harus ditanamkan setiap insan bahwa begitu pentingnya Kepercayaan seseorang dipegang dan tidak disia-siakan. Kepercayaan ini pernah Saya terapkan kepada staf saya dengan sengaja saya menyuruh untuk membelikan sebungkus rokok dengan lembaran Lima Puluh Ribu ketika Rokok sudah dibeli disitulah kita melihat staf kita bisa dipercaya atau tidak, apabila uang dikembalikan utuh, maka “peganglah dia” tetapi apabila uang yang dikembalikan tidak utuh, maka “tendanglah dia”. Kebanyakan orang sangat tergantung dengan hal-hal yang kecil, tidak luput juga Tokoh Dunia sekaligus Orang Terkaya Didunia Warrent Buffet pernah berujar: “Jika Anda membiarkan diri anda sendiri tidak disiplin dalam hal-hal kecil, kemungkinan juga anda tidak akan disiplin dalam hal-hal besar”.

*Mumpung masih suasana Lebaran saya beserta keluarga mengucapkan “MINAL AIDZIN WALFAIZIN Mohon Maaf Lahir dan Bathin...

Senin, 21 Juni 2010

“KEMISKINAN BUKAN UNTUK MANDAH”

“Awak ni apelah ade wai ai, lah hidop misken anak pon tak de yang sekolah.....” begitulah kira-kira yang di ucapkan "Wak Atan" ketika penulis menanyakan pendidikan terakhir yang pernah ditempuh oleh anaknya.
Mandah merupakan sebuah Kecamatan yang di apit antara Riau daratan dan Riau kepulautan yang mana sebagian besar mata pencaharian penduduk-nya berasal dari Nelayan dan Kopra. Masyarakat Mandah mempunyai bermacam-macam suku bangsa Mulai dari Melayu, Bugis, Jawa, Banjar, dan lain sebagainya. Selain itu, air pasang yang tiap tahunnya selalu membuat ternak serta perkebunan kecil lainnya (Lada, dls) habis di sapu tanpa meninggalkan sisa-sisa kehidupan lagi. Melihat kondisi seperti ini, wajar saja masyarakat Mandah banyak yang merantau agar bisa menafkahi keluarga yang ditinggalinya.
Melihat sekilas kondisi Kecamatan Mandah diatas, banyak yang menilai bahwa penduduk Kecamatan Mandah masih di bawah garis kemiskinan. Pertanyaan sekarang adalah “apakah hal tersebut benar adanya”??
Orang yang tidak mampu biasanya di sebabkan oleh bermacam-macam penyebab, diantaranya : Faktor alam, bukan alam, atau gabungan keduanya (Dheyna Hasiholan, dkk, 2007: 4). Faktor alam menjelaskan, orang tidak mampu dikarenakan alam tempat orang itu bermukim. Alam sudah tidak mampu menyediakan bahan makanan yang diperlukan untuk di olah menjadi makanan. Laut tidak lagi menyediakan ikan untuk di makan, tanah tidak lgi menyediakan lahan subur untuk bercocok tanam dan hutan tidak lagi menyediakan binatang buruan (faktor ini berkaitan dengan ketersediaan bahan makanan). Faktor non alam menjelaskan bahwa bahan makanan yang diperoleh berasal dari orang lain bukan dari alam untuk memperolehnya di butuhkan uang dan untuk mendapatkan bahan makanan, seseorang harus membayar dengan uang. Saat ini, sebagian besar bahan makanan di produksi, dan semua produksi membutuhkan biaya. Karna itu semua hasil produksi ada harganya (faktor ini berkaitan dengan kemampuan membeli bahan makanan).
Nah, dari uraian diatas, dapat kita simpulkan bahwa masyarakat Mandah belum tersentuh dari kemiskinan. Kenapa dikatakan demikian? Ini didasari bahwa hasil laut yang melimpah, serta hasil perkebunan Kelapa yang cukup memadai, tinggal bagai mana masyarakat kita mengelolannya. Untuk itu, agar kedepannya masyarakat kita (red-Mandah) dapat bertahan hidup serta bersaing dengan masyarakat lainnya, ada beberapa hal yang perlu di perhatikan:
1.Jaga hutan kita; ini dikarenakan masyarakat kita mengandalkan Kopra sebagai penunjang kehidupan kedepan. Perlu diketahui akibat hutan yang rusak, air laut melebar ke daratan dan mengenangi permukiman penduduk. Selanjutnya air tersebut membuat permukaan tanah menyusut, sehingga tidak adanya lg tempat untuk bercocok tanam dan membuat mata pencaharian masyarakat kita menurun.
2.Jaga laut kita; laut merupakan warisan yang sangat “vital”, ini menyangkut sejak dari dulu masyarakat kita bergantung dari hasil laut. Untuk itu, saran yang tepat dari penulis adalah hindari pembuangan limbah yang sangat membahayakan biota laut dan pergunakan alat tangkap yang tidak beresiko bagi kehidupan bawah laut.
(Bangkit dan mulailai dari sekarang untuk kemajuan mandah kedepan).

Rabu, 09 Juni 2010

BUALAN SANG KOMANDAN

Kerja sama antara Pemprov riau dengan Militer di daerah setempat dalam upaya membangun desa, membawakan perubahan terhadap masyarakat yang telah di dipilih, dengan motto “Kita Tingkatkan Kebersamaan dalam Masyarakat dan Desa guna Meningkatkan Akselerasi Pembangunan di Daerah dalam Rangka Mewujudkan Ketahanan Wilayah yang Tangguh Serta Memperkokoh Persatuan dan Kesatuan Bangsa” ini merupakan salah satu program yang harus di pertahankan dikarenakan masyarakat sangat membutuhkannya.
Perjalanan dinas ke daerah membawa penulis memahami akan kriteria yang diberikan oleh masyarakat setempat, dan bukan hanya itu saja penulis juga mengamati tingkah laku yang di bawa oleh pejabat pemerintahan itu sendiri.
Tidak Terlepas dari itu semua, ada yang kurang di mata penulis, yakni penulis merasa ragu dengan sikap dari salah seorang oknum pejabat setempat yang “unjuk gigi” terhadap apa yang telah ia dapatkan dan selalu membanggakan dengan kehidupannya. Hal tersebut membuat penulis berang, seharusnya jabatan yang telah di beri kepadanya merupakan amanah yang harus dijaga dan bukan untuk “pamer-pamer” semata melihat kondisi masyarakat kita saat ini jauh terpuruk. Pantaskah mereka membanggakan dirinya di tengah pembangunan desa yang tersendat? Ataukah mereka hanya memikirkan kepentingannya pribadi dan bukan masyarakatnya??

Kamis, 08 April 2010

Dulu dan Sekarang

Ada satu cerita yang tidak pernah penulis lupakan menyangkut cerita sewaktu kecil yang di alami oleh ayahnda yang mengisahkan perjalanan hidupnya. Penulis sering terharu mendengarnya tatkala pada masa beliau menempuh pendidikan banyak sekali cobaan yang dialami. Beliau pernah berujar bahwa dulu sepatu untuk sekolah saja digunakan hanya sekali dalam satu tahun yakni untuk memperingati hari kemerdekaan, setelah hari H berakhir sepatu tersebut langsung disimpan untuk menyambut “tujuh belasan” berikutnya, sedangkan kalau kita bandingkan dengan sekarang hal semacam masih jarang ditemui.
Kita harap maklum bahwa dulu dengan sekarang itu sangat jauh perbedaannya dan kita sangat memahami bahwa di zaman sekarang ini orang lebih mudah untuk mendapatkan sesuatu yang di inginkan. Tetapi sebaiknya kita mempunyai pola pikir yang dimulai dari zaman dulu, sekarang dan nanti. Bukankah sejarah mempunyai peran yang besar didalam perubahan suatu Negara.
Sengaja penulis menampilkan sepenggal cerita diatas yang tidak lain bertujuan untuk memberikan motivasi pada teman-teman semuannya bahwa di zaman sekarang ini semuannya serba mudah mulai dari komunikasi, infrastruktur, dan lain sebagainya sudah tersedia dengan rapihnya sehingga bagai mana peran kita dalam memanfaatkan hal tersebut. Ada yang berpikir “perubahan zaman diperuntukan bagi orang-orang yang “mampu” sedangkan kami yang tidak mampu hanya bisa menyaksikan dan bukan ikut masuk didalam lingkarannya”, pemikiran semacam itu merupakan benar adanya tetapi mari kita bersama – sama pikirkan kenapa perubahan yang mengacu ke hal yang negative selalu di terima oleh masyarakat kita sedangkan untuk kearah tersebut juga menggunakan “uang” (contoh : minuman keras yang sudah mendarah daging di kalangan masyarakat) dan kenapa perubahan yang memberikan dampak positif sering terabaikan? Sedangkan kita tahu bahwa perubahan kearah Positif dan Negatif mempunyai peran yang sama yakni sebagai “KEBUTUHAN MASYARAKAT”. Mudah-mudahan pola pikir begini yang harus di hilangkan.

Minggu, 27 Desember 2009

Pangkah Gasing

Gasing merupakan permainan teradisional yang telah diwariskan secara turun-temurun oleh nenek-moyang kita. Hal ini merupakan budaya yang harus dilestarikan kedepan. Permainan gasing selalu di identikan dengan kebudayaan melayu riau sehingga “Lagu” yang menyangkut permainan ini telah beredar dan sering kita dengarkan di Rtv (stasiun televisi milik pemerintah riau). Asal-usul permainan gasing tidak banyak dapat kita ketahui yang jelas menurut penulis, permainan ini tidak hanya di mainkan oleh rakyat biasa melainkan sering juga dimainkan oleh raja-raja besar pada zaman dahulunya yang mana permainan ini bertujuan untuk mempererat tali silaturahmi antara masyarakat satu dengan masyarakat lainnya, raja dengan bawahannya, serta dipakai juga untuk mempererat jaringan persaudaraan antara kerajaan yang satu dengan kerajaan lainnya selain itu juga ada yang berpendapat bahwa permainan gasing berasal dari permainan “laga telur” yang dimainkan oleh kanak-kanak yang menurutnya kanak-kanak pada masa itu asik memusingkan dan melagakan telur dan jadilah ide mengukir kayu dalam bentuk telur dan dipasangkan pangsi. Sedangkan menurut pemain gasing veteran (www.scribd.com), ini bermula dengan penciptaan alat memburu binatang yang berbentuk leper dan bulat dan apabila di lemparkan alat tersebut berpusing cepat dan melayang sebelum mengenai binatang buruan. Dari sinilah mereka menguji kecakapan seseorang mencampakannya dan mengenai sasaran.
Di Kecamatan Mandah permainan ini telah sulit sekali kita lihat ini tidak terlepas dari pengaruh luar yang begitu kuat sehingga membuat generasi sekarang ini melupakannya. Sebenarnya pengaruh yang datang dari luar memberikan dampak positive dan juga negative bagi generasi penerus. Dampak positive yang dihasilkan yakni generasi kita mampu mengikuti perkembangan zaman tetapi dengan adanya pengaruh dari luar tersebut masyarakat melayu mandah “harus” meninggalkan warisan budaya yang telah mendarah daging pada diri mereka.
Kita semua mengetahui bahwa sebuah bangsa yang maju adalah bangsa yang selalu terbuka dengan adanya hal-hal yang baru yang menurut mereka merupakan sebuah pandangan modern untuk menantang kehidupan kedepan. Tetapi, selaku generasi penerus yang tidak mau akan budayanya hilang dan di klaim oleh pihak lain, kita sebaiknya melakukan beberapa langkah yakni: Menyaring semua kebudayaan yang masuk apakah sesuai dengan kebudayaan kita atau tidak. Selain itu, selalu diadakan turnamen pangkah gasing yang mungkin diselenggarakan setiap tahunnya, dan lain sebagainya. Selanjutnya, kalau perlu kita data semua permainan rakyat serta kita bukukan semua permainan rakyat yang ada dan kita pajangkan di dalam perpustakaan rakyat.
Tujuan dari penulis untuk mempublikasikan ini tidak lain untuk memberikan motivasi kepada pembaca semua (khususnya warga mandah) untuk melestarikan kebudayaan kita jangan sampai hilang agar generasi mendatang mengetahui betapa besarnya kebudayaan mereka tersebut.

Selasa, 15 Desember 2009

JANGAN BIARKAN HUTAN MANGROVE JADI KENANGAN

Telah lama penulis ingin menulis sesuatu mengenai Hutan Mangrove yang dewasa ini banyak sekali kita lihat bahwa pertumbuhannya terusik oleh tangan-tangan liar yang tidak bertanggung jawab serta mengakibatkan dampak yang begitu besar bagi ekosistem perairan. Alhamdullillah dengan adanya media ini barulah terwujud cita-cita penulis meluahkan apa yang penulis pikirkan sejak dulu.
Dulu sewaktu penulis masih mengenyam pendidikan di mande (red Kecamatan Mandah), penulis selalu melihat banyaknya penebangan liar tanpa melihat dampak yang dihasilkan sehingga membuat ekosistem mangrove tersudutkan. Hal itu diamati penulis ketika banyaknya aparat penegak hukum yang seharusnya melindungi malah ikut-ikutan dalam pengerusakan tersebut. Biasanya didalam menjalankan misi dalam pembabatan hutan mangrove, aparat penegak hukum mengandalkan pihak lain yang nota bene berasal dari masyarakat yang kurang mampu dengan mengiming-imingkan harga kayu yang begitu fantastis sehingga masyarakat terpengaruh dan bersedia mengumpulkan hasil semaksimal mungkin demi tercukupi keperluan dapur mereka masing-masing. Sebenarnya Masyarakat harus tau bahwa perbuatan tersebut bisa berakibat fatal yang mana salah satu contoh: pada tahun 1995 pernah dilaporkan terjadinya abrasi pantai sepanjang 15 Km di Aceh, yang mengikis wilayah daratan sampai mencapai 100 m (Harian Kompas 23 Des ’01). Pulau Jawa kawasan Cirebon, Indramayu, dan Probolinggo juga mengalami hal yang sama. Di Indramayu (Jawa Barat), luas areal pantai yang terabrasi lebih dari 2000 ha, tersebar di 7 kecamatan dan 28 desa, dengan tingkat abrasi mencapai 10 m per tahun. Sudah banyak bukti yang dikumpulkan dan dampak yang dihasilkan sehingga penulis berharap kiranya hal ini tidak berdampak pada Kecamatan Mandah kedepan.
Saat ini banyak kepentingan manusia yang menyebabkan kehidupan kawasan mangrove tertekan, misalnya kepentingan industri dan perumahan. Untuk itu, diperlukan suatu penanganan kawasan mangrove dengan pengelolaan yang benar-benar memperhatikan lingkungan dan kehidupan manusia itu sendiri. Banyak kebutuhan manusia yang berasal dari kawasan mangrove, mulai dari hewan perairan sampai dari daratan mangrove; dari yang berupa kepiting bakau, perakaran pohon-pohonan, sampai pohon-pohonan itu sendiri.
Sebenarnya kasus yang menimpa di Kecamatan Mandah bukanlah sepenuhnya berasal dari kesalahan masyarakat hal ini juga terjadi akibat kurangnya kontrol yang diberikan oleh pemerintah daerah terhadap kelestarian hutan mangrove itu sendiri. Pemerintah seharusnya mengadakan sosialisasi kepada masyarakat dengan memberikan penjelasan betapa pentingnya hutan mangrove bagi perkembangan kehidupan manusia kedepan serta pemerintah juga mengadakan penyuluhan yang dilakukan dengan rutin agar masyarakat awam mengerti betapa pentingnya mangrove bagi mereka dan juga bagi ekosistem laut serta Pemerintah Daerah sebaikya memberikan tindakan yang tegas jika aparatnya terbukti sebagai otak dibalik kerusakan tersebut.
Untuk diingat sekarang banyak sekali hutan mangrove di kawasan Mandah hilang ini terlihat dari kejadian alam yang menipa seperti Banjir yang tiap tahunnya volume air selalu bertambah naik kepermukaan daratan dan menggenangi jalan-jalan kecil di mandah. Seharusnya masyarakat sadar akan hal tersebut. Kini kita kembali kepengalaman penulis sewaktu kecil yang mana ada sebatang pohon durian dibelakang rumah yang pada musimnya memberikan buah yang begitu manis sehingga ramai yang datang memintanya. Sekarang pohon tersebut telah rata oleh tanah habis disapu oleh banjir. Melihat cerita tersebut, dapat kita simpulkan bahwa permukaan tanah yang kita “pijak” di Mandah tersebut sudah menyusut drastis ini diakibatkan oleh pengerusakan terhadap hutan Mangrove tersebut.
Mengingat beberapa fungsi dan manfaat penting kawasan mangrove, perlu di terapkan atau digalakan perinsip save it (lindungi), studi it (pelajari), dan use it (manfaatkan). Semua itu tentu memerlukan koordinasi antara stakeholders dan masyarakat disekitar kawasan Mandah maupun para pencinta lingkungan, terutama kalangan akademisi. Untuk itu, diperlukan faktor-faktor pendukung agar pemanfaatan kawasan mangrove berjalan sesuai dengan tujuan pengelolaan mangrove yang lestari, yaitu tekhnologi, diversifikasi pemanfaatan upaya sustainable, dan pengelolaan terpadu.
Akankah generasi kedepan harus rela tanah mereka yang lambat-laun akan berubah menjadi lautan?? Akankah kita rela orang lain mengambil tanah kita sementara kita mengalami musibah tiap tahunnya?? Dan mungkin Kecamatan Mandah pada generasi yang akan datang sudah hilang dan hanya tinggal namannya saja?? Pasti jawabanya “TIDAK”. Untuk itu dari sekarang mari kita bersama-sama menjaga hutan kita agar anak cucu kedepannya bisa merasakan nikmatnya hidup di tanah kelahiran mereka sendiri. Saya mengharapkan agar kita bisa menghimpun masyarakat membuat suatu “Gerakan penanaman 1000 Bakau Untuk Menyelamatkan Generasi Mandah Kedepan” (semoga hal ini dapat terwujud.... amin).